Sabtu, 02 Agustus 2008

Nggak Minat lagi Jadi Penulis

sekarang lagi maraknya pembunuhan,terutama pembunuhan sadis Sang Jagal Jombang Fery Idam Heryansah alias Ryan ngebuat aku lupa sama cita-citaku untuk jadi penulis.Untuk saat ini aku malah punya cita-cita aneh:jadi ahli forensik.Tadi waktu pelajaran BK masing2 anak disuruh nulis cita-citanya.Aku pengen jawab jadi ahli forensik,tapi gak jadi aku tetep jawab jadi penulis.Waktu aku konsultasi ke Yunita tentang cita-cita baruku ini..

Aku : “Yun,kayaknya kok aku udah lupa kalo aku mau jadi penulis,yah?”
Yunita : “Sud loh?”
Aku: “Biasanya tiap hari aku pasti bikin cerpen...”
Yunita : “Beneran??”(sambil senyum ngejek)
Aku : “Iya,iya cerpen setengah mateng.”

Cerpen setengah mateng adalah sebutanku untuk semua cerpenku yang nggak pernah tamat.

Aku : “Yah pokoknya biasanya tiap hari aku minimal nulis apa gitu.Sekarang nggak pernah”
Yunita : “Trus?Katanya pengen buat novel?”
Aku : “Iya,tapi sekarang nggak terlalu pengen.Aku punya cita-cita laen.”

Alis Yunita naik satu.Yunita tau betul kalo selama ini aku getol banget pengen jadi penulis dan tiba-tiba aja sekarang nggak berminat.

Aku : “Jadi ahli forensik kayaknya enak,deh,Yun.Keren gitu kesannya.Kayak di komik-komik.Bisa jadi bagian pengungkap kasus.”
Yunita : “Biar aku tebak!PaSti gara-gara pembunuhan Ryan itu ya?”
Aku : “Ho’oh”
Yunita : “Yahhhhhhh”
Aku : “Lho keren kan,Yun?Bisa langsung liat TKP,meriksa mayat.Kayak di komik-komik.Sama jadi detektif juga keren,Yun.Mecahin kasus,kayak....”
Yunita : “ Kayak di komik-komik,kan?Dasar!Kemaren bilang mau jadi penulis,terus bilang mau ke Jepang,sekarang pengen jadi ahli forensik,besok apa?”

Kuping Yunita udah sering banget dengerin khayalanku.Dan kupingku juga udah sering banget dengerin Yunita menghayal.Dia pernah cerita pengen bikin kapal selam,pengen ngebor minyak ato apa gitu di Australia.Bedanya khayalannya Yunita itu lengkap,dari khayalan setelah SMP mau gimana,setelah SMA mau gimana,sampe udah gedhenya gimana.Dan kayak aku juga,semua itu berubah ubah sesuai dengan situasi dan kondisi di dunia nyata.Kayak cita-citanya mau masuk SMA mana.Pertamakali banget aku nanya,”Yun mau masuk mana?”

Yunita jawab dengan semangat,”SMALA”

Beberapa hari kemudian..

Yunita: “Nggak jadi SMALA deh,Shab.Otakku gak nutut.SMA 17 aja.Enak kamu,Shab sekolahnya lho deket warung-warung.”

Trus gak lama ini ganti lagi..

Yunita : “Shab,SMA 16 aja,deh.SMA 17 siangnnya dibuat sekolah PGRI.Masa dari SMP sampe SMA sekolahnya dibuat nunut terus?”

Ya lebih baik begitu daripada aku kalo ditanya mau masuk SMA mana jawabannya selalu saja,”Hehehe,nggak tau.”

Balik ke masalah pelajaran Bimbingan Konseling AKA BK.Aku ngintip buku tulisnya Yunita.Isinya kurang lebih kayak begini:

Cita-cita saya,saya ingin menjadi orang yang berguna bagi bangsa,negara dan agama.Setelah SMP saya mau melanjutkan ke SMA negeri dan saya juga ingin kuliah di perguruan tinggi faforit.

TRus aku bilang ke YUnita kayak begini,"Ciyeeeeeee pengen berguna bagi bangsa dan negara"

Yunita mesem.

Aku: "Tukang sapu juga berguna bagi bangsa dan negara,YUn."
YUnita : "Hehhhhh!!!"
Aku : "Lho iya,kan?Berguna untuk kebersihan..."

Yunita langsung ngambil penghapus dan ngehapus tulisannya itu.

Tidak ada komentar: